Janganlah Seorang Laki-laki berdua-duaan dengan seorang wanita yang bukan mahramnya, karena aku pasti akan menggodanya untuk berbuat ZINA". Tutur Setan kepada Nabi Musa as.
Perbuatan dosa itu terjadi bukan hanya karena ada niat dari pelakunya, tetapi juga karena ada kesempatan. Sering kali seorang yang semula tidak ada niat untuk berbuat dosa, tapi karena ada kesempatan, akhirnya ia terjatuh pada perbuatan DOSA.
Dalam Hal ini, situasi yang harus dihindari adalah berdua-duaan dengan lawan jenis yang bukan mahram, karena ketika seorang laki2 atau perempuan berdua-duaan dengan lwan yang bukan mahramnya, maka yang ketiga adalah setan. Setan akan menggoda keduanya agar melakukan perbuatan dosa.
Mula2 mungkin hanya memegang tangan, tapi setan akan terus menghasut dengan bujuk rayu yang menggoda. Setan akan membisikan agar memeluk, mencium, dan seterusnya. Setan akan menggambarkan hal itu sebagai sesuatu yang sangat indah. Mengenai dosa itu urusan belakangan. 'Kan Bisa Bertobat' Toh, Allah maha pengampun. Itulah yang akan dibisikan setan kedalam jiwa kita.
Oleh karena itu. hindarilah situasi berdua2an dengan lawan jenis yang bukan mahram. Karena, sangat sulit melawan godaan setan dalam situasi demikian. Iman kita tidaklah sekuat nabi Yusuf as yang mampu menghindar dari ajakan Zulaikha. dan tidak sekuat iman Ibni Juraji yang mampu menolak rayuan seorang perempuan.
Sebagai pelajarn berharga.
simaklah kisah berikut ini:
sebagai gambaran betapa liciknya setan menggoda dan menyesatkan manusia.
Wahab bin Munabbih (sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Al-Jauzi) menceritakan bahwa pada masa Bani Israi, ada seorang Abid (ahli ibadah) yang termasyur. Selain beribadah, Abid juga mengajak orang-orang dikampungnya agar taat beribadah kepada Allah. Hal ini membuat setan Gusar. ia tidak rela manusia taat beribadah kepada Allah.
Beragam cara dan strategi digunakan setan untuk menggoda Abid. Namun, selalu kandas ditengah jalan. Upaya setan untuk menggoda dan menyesatkan Abid selalu berakhir dengan kegagalan. Justru Abid semakin taat beribdah kepada Allah. Setanpun pusing tujuh keliling. Ia memutar otak bagaimana caranya menggoda dan menggelincrkan Abid.
Sementara itu, diujung kampung tinggalah 4 bersaudara. 3 orang laki2, dan yang termuda adalah seorang perempuang berparas cantik. 3 Saudara ini tengah bingung. Mereka mendapat panggilan untuk berangkat kemedan perang karena mereka berstatus prajurit. Namun, mereka bingung dengan nasib adik perempuannya. Jika dititipkan keorang kampung, siapa orang yang bisa dipercaya. Akan tetapi, jika diajak serta kemedan perang, justru kondisinya akan lbih buruk lagi. Bagaimana jika adiknya tertawan oleh musuh.
Ditengah kebingungan mereka, setan membisikan kehati 3 saudara itu agar menitipkan adiknya ke Abid. tentulah abid bisa dipercaya untuk menjaga adiknya.
"Oh iya, kenapa kita nggak bisa ngeh. Dikampung kita kan ada seorang Abid yang saleh dan wara (menjaga diri dari hal2 tercela) kita titipkan saja adik kita ke Abid itu." usul saudara tertua.
"Oh iya betul, saya setuju. Kita titipkan adik kita keAbid saja"
sambung saudara ketiga.
"ya saya setuju jga" ujar saudara kedua.
Akhirnya mereka berangkat menuju rumah Abid untuk menitipkan adiknya. sesampainya dirumah Abid, saudra tertua mengutarakan maksud mereka menitipkan adiknya. Namun abid menolah. Ia tidak bersedia menerima amanah itu.
"Wahai Abid, jika engkau tidak bersedia, kepada siapa lagi adik kami ni dititipkan. Kami lebih percaya menitipkan adik kami kepada engkau. Bisa saja kami titipkan kepada salah seorang warga kampung ini. Namun, jika mereka tidak amanah dan terjadi sesuatu dengan adik kami, tentulah engkau juga ikut bertanggung jawab. Karena, engkau menolak adik kami dititipkan kepadamu, sehingga kami terpaksa menitipkan adik kami keorang yang belum tentu bisa dipercaya. " Terang saudara tertua.
Abid bimbang.. Disatu sisi ia tidak mau membuka celah masuk setan, tapi disisi lain ia juga merasa bertanggung jawab terhadap nasib gadis itu. Akhirnya, Abid memutuskan menerima gadis itu untuk tinggal ditempatnya.
"Baiklah, saya bersedia menerima amanah ini. Adikmu bisa tinggal dipondokkan didpan pondokkan saya. saya bisa mengawasi adikmu dari jendela pondokkan saya" Ujar Abid.
Maka ketiga saudara itu menitipkan adik perempuannya kepada Abid.
Merekapun bisa berangkat kemedan perang dengan perasaan lega.
karena, adiknya berada dalam penjagaaan dan pengawasan Abid
Abid mengatur segala kperluan gadis itu dengan sbaik-baiknya agar tidak timbul fitnah.
Jika waktu makan tiba, abid meletakan sepiring makanan dan segelas minum didpan pintu pondokknya. Lalu, Abid memanggil gadis itu bahwa makanan sudah siap. Gadis itupun membuka pintu dan keluar mengambil makanan dan minum yang diletakkan abid didppan pintu pondokkan. Hal itu berlangsung sekian waktu.
Setan yang sejak awal geram kepada Abid, memanfaatkan situasi ini, untuk menggda dan menyesatkan Abid.
Setan membiisikan dalam hati Abid,
"sebaiknya makanan itu tidak kau taruh didepan pintu pondokanmu. bagaimana jika saat gadis itu keluar makanan terlihat oleh laki2 yang tidak baik, hal ini bisa mendatangkann bahaya bagi gadis itu. Lebih bagus dan berpahal jika engkau meletakan makan minum untuk gadis itu didepan pondoan gadis itu."
"sebaiknya makanan itu tidak kau taruh didepan pintu pondokanmu. bagaimana jika saat gadis itu keluar makanan terlihat oleh laki2 yang tidak baik, hal ini bisa mendatangkann bahaya bagi gadis itu. Lebih bagus dan berpahal jika engkau meletakan makan minum untuk gadis itu didepan pondoan gadis itu."
Abid mencoba mencerna bisikan yang muncul dalam hatinya.
"rasional juga, memang sebaiknya begitu sih" begitulah pikir Abid. ia lupa bahwa itu adalah bisikan setan yang sedang mencari jalan untuk menggoda dan menyesatkan dirinya.
Maka setiap kali waktu makan tiba,
Abid keluar dari pondokkannya dan meletakan makan minum didpan pintu pondokan gadis itu. ia kembali kepondokknya lalu membertaukan gadis itu. Kemudian, gadis itu tinggal membuka pintu dan mengambil makanan itu. Hal ini berlangsung sekian waktu.
Setan yang licik benar2 tekun dan sabar menjalnkan rencanya dalam menggoda Abid. Setan membisikan dalam hati Abid. "Rasanya kurang baik juga meletakan makanan itu didpan pintu pondokan gadis itu, bagaimna jika ada binatang yang memakan makanan itu, tentulah itu menjadi mubazir. Lbih baik dan berpahala jika kau mengetuk pintu pondokan gadis itu dan memberikanya langsung kepada gadis itu. hal ini lebih baik dan berpahala"
Abid kembali termakan hasutan setan, ia tidak menyadarinya.
"iya juga yah,"
Maka, ketika waktu makan tiba, Abid mengantarkan makanan itu kepondokan gadis itu, mengetuk pintunya dan menyerahkan langsung kegadis itu. Tentunya saat menyerahkan makanan itu Abid beradu pandang dengan gadis jelita itu. Hal ini berlangsung sekian waktu.
Setanpun kembali melancarkan aksinya.
Setan benar2 licik. ia perlahan2 menjalankan strateginya .
secara sepintas apa yang dilakukan Abid itu wajar, tapi sesungguhnya inilah perangkap setan yang siap menjerat Abid.
Setan membisikan kehati Abid, "kasihan gadis itu, kesepian tinggal sendrian dipondokkan.
Sementara, kakak-kakanya masih lama kembali dari medan perang. Ia bisa jenuh dan frustasi. Kalau sampai frustrasi, ia bisa melakukan sesuatu yang merugikan dirinya sendiri. Sesekali ajaklah dia mengobrol, sekedar untuk mengusir kejenuhan".
Abid memikirkan bisikan yang berembus didalam hatinya. "Rasional juga sih", sudah lebih dari dua bulan ia berada disini. Ia bisa merasa jenuh dan frustrasi. Aku tidak mau dimintai tanggung jawab kalau gadis itu melakukan suatu hal yang sangat merugikan drinya. Jadi, memang ada baiknya juga sesekali aku mengajaknya mengobrol. Begitulah jalan pikiran Abid. Sepertinya jalan pikiran Abid mulai bisa dikendalikn oleh setan.
Maka, sesekali Abid berkunjung kepondokkan gadis itu dan mengajaknya mengobrol. Abid tidak sadar jika dipondokkan itu ia hanya berdua dengan gadis itu. Itu artinya, yang ketiga adalaha setan. Hal ini berlangsung sekian waktu. Abid terlihat akrab setiap kali mengobrol dengan gadis itu.
Sampai suatu ketika, saat Abid sedang mengobrol dengan gadis itu, setan membisikkan jurus mauttnya, "Hai Abid, lihatlah gadis itu, Cantik jelita bukan? perhatikan mulai dari ujung rambut sampai ujung kakinya. Menggairahkan bukan? Apakah kau tidak tertarik kepadanya. Dipondokkan ini hanya ada kau berdua. Manfaatkan kesempatan ini"
Setan menyerang abid bertubi-tubi. Ditambah lagi situasi yang memungkinkan untuk melakukan perbuatan nista itu.
"Kau tenang saja. Gadis itu tidak akan cerita apa-apa kepada kakanya. Masalah dosa, kau bisa bertobat. Kau sendiri kan tau Allah itu maha pengampun" . Setan terus menghasut Abid agar melakukan perbuatan Nista.
Akhirnya, Iman Abid goyah. Akalnyapun sudah terbutakan oleh nafsunya yang mulai naik. Perbuatan nista itupun terjadi. Abid menyetubuhi gadis itu.
Setan tertawa merayakan kemenangannya. Namun, setan belum puas. Ia ingin Abid jatuh kejurang dosa lebih dalam lagi. Kali ini setan menakuti-nakuti Abid.
Setan membisikan dalam hati Abid, "Kau telah berbuat dosa besar. Mungkin kau bisa saja bertobat kepada Allah, tapi bagaimana dengan gadis itu. Apakah kau percaya ia tidak akan cerita kepada kaka-kakaknya. Tidak mungkin. Cepat atau lambat gadis itu pasti mencertiakan kejadian nista itu kepada kaka-kakaknya. Jika sampai terjadi demikian, habislah riwayatmu. Reputasimu Hancur. Lebih dari itu, orang sekampung akan menghukum kamu. Jadi, lebih baik kau bunuh saja gadis itu agar rahasiamu tidak terbongkar."
Abid merasa kalut. Pikiran dan bisikan jahat terus berlalu lalang dalam hati dan pikirannya. Ia gelisah memikirkan nasibnya. Sementara, setan terus menghasut Abid agar membunuh gadis itu.
"Kau tenang saja. Dengan membunuh gadis itu masalah akan selesai. Tidak ada yang tau kaulah pembunuhnya. Jika kakanya tiba dari medan perang dan menannyakan adiknya, katakan saja adiknya sakit keras dan akhirnya meninggal dunia", hasut setan.
Abid mulai goyah. Hatinya yang keruh dan pikirannya yang kalut membuatnya tidak dapat berpikir jernih. Akhirnya, ia menuruti bisikan jahat yang dihembuskan setan. Abid membunuh gadis itu dan menguburkannya dipintu belakang pondokkan. Tidak ada orang yang mengetahui hal ini. Setan kembali merayakan kemenangannnya. Ia berhasil membuat Abid melakukan dosa besar lagi.
Sekian waktu berlalu, kakak2 gadis itu telah menunaikan tugasnya. Mereka pun kembali kekampungnya untuk menjumpai adik bungsunya yang sudah sekian bulan ditinggalkannya. Tiga saudara itu langsung menuju pondookkan Abid. Mereka menannyakan adik perempuannya yang dititipkan kepada Abid.
Abid menyampaikan kepada kaka2 gadis itu bahwa adiknya sakit keras dan akhirnya meninggal. Abid juga mengantar mereka dan menunjukkan kuburan gadis itu. Dengan perasaan sedih yang mendalam, tiga saudra itu memanjatkan doa untuk adiknya. Setelah itu mereka berpamitan kepada Abid. Mereka tidak curiga kepada Abid. Karena, reputasi Abid yang dikenal sebagai ahli ibadah yang wara'.
Sementara itu, setan merasa belum puas memperdaya Abid. Kali ini setan melancarkan aksinya. Setan membisikan prasangka buruk kedalam hati tiga saudra itu.
Setan mengembuskan kehati dan pikiran tiga saudra itu ,
"Apkah kau percaya begitu saja kepada ucapan Abid. Bukankah sewaktu dititipkan kepada Abid, adikmu dalam keadaan sehat. Mungkinkah ia mendadak sakit keras? rasanya tidak demikian. Mungkin saja ada sesuatu yang dirahasiakan Abid"
Pikiran tiga saudra itu terpengaruh oleh bisikan setan itu.
Mereka menduga-duga apa sebenarnya yang terjadi dengan adiknya.
Setan kembali menanamkan kcurigaan kepada tiga saudra itu, "Mungkin saja Abid tergoda oleh pesona kecantikan adikmu. Ia tidak kuat menahan diri. Lalu, adikmu diperkosa oleh Abid. Untuk menutupi aib, Abid membunuh adikmu agar aibnya tidak terbongkar."
Begitulah setan menghasut tiga saudra itu dengan menanamkan prasangka buruk dan kecurigaan.
Tiga saudra ini terpengaruh. Mereka curiga kepada Abid.
"jangan2 prasangka kita ini benar"
kata saudra termuda.
"iya. tidak ada salahnya kita menyelidiki kasus kematian adik kita."
ucap saudara tertua.
Mereka memkrkan bagaimana caranya mencari tau kejadian yang sebenarnya. Akhirnya, mereka sepakat untuk menannyakan kabar kematian adiknya kepada warga kampung. Karena, tentunya warga mengikuti prosesi pengurusan jenazah dan penguburannya. Ternyata setelah ditanyakan kepada warga kampung, tida ada seorangpun yang mengetahui perihal kabar kematian adik mereka, dan tidak ada seorangpun warga yang mengikuti prosesi pengurusan jenazah dan penguburannya.
Tiga saudra itu semakin curiga kepada Abid. Jangan2 prasangka mereka memang benar. Merekapun sepakat untuk langsung mengonfirmasikannya kepada Abid. Tiga saudara itu menemui Abid. Sesampainya disana, mereka menanyakan maksudnya.
"Wahai Abid, bukan kami tidak percaya dengan ceritamu. Akan tetapi, agar hati kami tenang. Lakukanlah sumpah dengan nama Allah bahwa memang benar adikku meninggal karena sakit. Jika kau berbohong, nyatakan dalam sumpahmu bahwa kau bersedia dilaknat oleh Allah didunia dan akhirat". Ujar saudara tertua.
Abid terkejut, mukanya pucat. Ia tidak menyangka mereka mnaruh curiga kepadanya. Abid bingung. Disatu sisi ia tidak mau aibnya terbongkar, Tapi, disisi lain ia juga tidak mau melakukan sumpah itu. Karena, konsekuensinya sangat berat. Melakukan sumpah tersebut berarti ia menyatakan diri siap diazab oleh Allah. Karena, kejadian sebnarnya gadis itu meninggal karena dibunuh olehnya.
Saat Abid diselimuti kebingungan, tiga saudra itu terus mendesak Abid agar melakukan sumpah dengan nama Allah. Abid tersudut.. Akhirnya, ia menceritakan kejadian yang sebenarnya. Ia mengakui bahwa ia telah memperkosa gadis itu dan membunuhnya.
Kontan saja, amarah tiga saudra itu meledak mendengar penuturan abid. Mereka langsung membawa Abid untuk dihukum mati. Abid tidak bisa mengelak. Tidak lama kemudian, warga sekampungpun datang beramai-ramai. Mereka menghajar Abid.
Saat itulah, setan menampakan diri dalam pandangan Abid. Setan berkata. "Wahai Abid, tahukah kau? apa yang kau alami sekarang ini karena kau menuruti hasutanku. Aku tidak punya kekuatan untuk memaksamu melakukan perbuatan dosa besar itu. Aku hanya menggoda dan membisikan kedalam hatimu. Ternyta kau menurutui bisikanku. Sekarang maut sudah didepan matamu. Kali ini, aku bersimpati kepadamu. Aku mau menolongmu terlepas dari ancaman maut asalkan kau mau menuruti perintahku."
"Apa itu?" tanya abid dengan suara garau.
"Kau sujud kepadakku dengan isyarat menganggukan kepalamu.
Niscaya aku akan membebaskanmu dari ancaman maut ini" , kata setan.
Hukuman mati didepan mata membuat abid kalut. Tanpa berpikir lagi ia meanggukan kepalanya sebagai tanda sujud kepada setan.
Setelah itu, setan berlalu meninggalkan Abid dengan tawa kemenangan. Sementara Abid tewas dalam hukuman itu.
===============================
Teman - teman semua kita bisa mengambil pelajarn berharga dari kisah tersebut.
Betapa licik dan uletnya setan menggoda dan menyesatkan.
Kita harus selalu waspada.
Sering kali kita melakukan perbuatan dosa besar karena menganggap sepele terhadap hal- hal kecil.
hal-hal kecil tersebutlah yang merupakan umpan setan yang bisa mengantarkan kita pada perbuatan dosa besar.
Al-Qur'an telah memberikan peringatan untuk kita.
"Bujukan orang-orang munafik itu, seperti bujukan setan ketika ia berkata kepada manusia, kafirlah kamu!. kemudian ketika manusia itu menjadi kafir ia berkata, Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah,Tuhan semesta alam (QS. Al-Hasyr : 16)"
Sementara, kakak-kakanya masih lama kembali dari medan perang. Ia bisa jenuh dan frustasi. Kalau sampai frustrasi, ia bisa melakukan sesuatu yang merugikan dirinya sendiri. Sesekali ajaklah dia mengobrol, sekedar untuk mengusir kejenuhan".
Abid memikirkan bisikan yang berembus didalam hatinya. "Rasional juga sih", sudah lebih dari dua bulan ia berada disini. Ia bisa merasa jenuh dan frustrasi. Aku tidak mau dimintai tanggung jawab kalau gadis itu melakukan suatu hal yang sangat merugikan drinya. Jadi, memang ada baiknya juga sesekali aku mengajaknya mengobrol. Begitulah jalan pikiran Abid. Sepertinya jalan pikiran Abid mulai bisa dikendalikn oleh setan.
Maka, sesekali Abid berkunjung kepondokkan gadis itu dan mengajaknya mengobrol. Abid tidak sadar jika dipondokkan itu ia hanya berdua dengan gadis itu. Itu artinya, yang ketiga adalaha setan. Hal ini berlangsung sekian waktu. Abid terlihat akrab setiap kali mengobrol dengan gadis itu.
Sampai suatu ketika, saat Abid sedang mengobrol dengan gadis itu, setan membisikkan jurus mauttnya, "Hai Abid, lihatlah gadis itu, Cantik jelita bukan? perhatikan mulai dari ujung rambut sampai ujung kakinya. Menggairahkan bukan? Apakah kau tidak tertarik kepadanya. Dipondokkan ini hanya ada kau berdua. Manfaatkan kesempatan ini"
Setan menyerang abid bertubi-tubi. Ditambah lagi situasi yang memungkinkan untuk melakukan perbuatan nista itu.
"Kau tenang saja. Gadis itu tidak akan cerita apa-apa kepada kakanya. Masalah dosa, kau bisa bertobat. Kau sendiri kan tau Allah itu maha pengampun" . Setan terus menghasut Abid agar melakukan perbuatan Nista.
Akhirnya, Iman Abid goyah. Akalnyapun sudah terbutakan oleh nafsunya yang mulai naik. Perbuatan nista itupun terjadi. Abid menyetubuhi gadis itu.
Setan tertawa merayakan kemenangannya. Namun, setan belum puas. Ia ingin Abid jatuh kejurang dosa lebih dalam lagi. Kali ini setan menakuti-nakuti Abid.
Setan membisikan dalam hati Abid, "Kau telah berbuat dosa besar. Mungkin kau bisa saja bertobat kepada Allah, tapi bagaimana dengan gadis itu. Apakah kau percaya ia tidak akan cerita kepada kaka-kakaknya. Tidak mungkin. Cepat atau lambat gadis itu pasti mencertiakan kejadian nista itu kepada kaka-kakaknya. Jika sampai terjadi demikian, habislah riwayatmu. Reputasimu Hancur. Lebih dari itu, orang sekampung akan menghukum kamu. Jadi, lebih baik kau bunuh saja gadis itu agar rahasiamu tidak terbongkar."
Abid merasa kalut. Pikiran dan bisikan jahat terus berlalu lalang dalam hati dan pikirannya. Ia gelisah memikirkan nasibnya. Sementara, setan terus menghasut Abid agar membunuh gadis itu.
"Kau tenang saja. Dengan membunuh gadis itu masalah akan selesai. Tidak ada yang tau kaulah pembunuhnya. Jika kakanya tiba dari medan perang dan menannyakan adiknya, katakan saja adiknya sakit keras dan akhirnya meninggal dunia", hasut setan.
Abid mulai goyah. Hatinya yang keruh dan pikirannya yang kalut membuatnya tidak dapat berpikir jernih. Akhirnya, ia menuruti bisikan jahat yang dihembuskan setan. Abid membunuh gadis itu dan menguburkannya dipintu belakang pondokkan. Tidak ada orang yang mengetahui hal ini. Setan kembali merayakan kemenangannnya. Ia berhasil membuat Abid melakukan dosa besar lagi.
Sekian waktu berlalu, kakak2 gadis itu telah menunaikan tugasnya. Mereka pun kembali kekampungnya untuk menjumpai adik bungsunya yang sudah sekian bulan ditinggalkannya. Tiga saudara itu langsung menuju pondookkan Abid. Mereka menannyakan adik perempuannya yang dititipkan kepada Abid.
Abid menyampaikan kepada kaka2 gadis itu bahwa adiknya sakit keras dan akhirnya meninggal. Abid juga mengantar mereka dan menunjukkan kuburan gadis itu. Dengan perasaan sedih yang mendalam, tiga saudra itu memanjatkan doa untuk adiknya. Setelah itu mereka berpamitan kepada Abid. Mereka tidak curiga kepada Abid. Karena, reputasi Abid yang dikenal sebagai ahli ibadah yang wara'.
Sementara itu, setan merasa belum puas memperdaya Abid. Kali ini setan melancarkan aksinya. Setan membisikan prasangka buruk kedalam hati tiga saudra itu.
Setan mengembuskan kehati dan pikiran tiga saudra itu ,
"Apkah kau percaya begitu saja kepada ucapan Abid. Bukankah sewaktu dititipkan kepada Abid, adikmu dalam keadaan sehat. Mungkinkah ia mendadak sakit keras? rasanya tidak demikian. Mungkin saja ada sesuatu yang dirahasiakan Abid"
Pikiran tiga saudra itu terpengaruh oleh bisikan setan itu.
Mereka menduga-duga apa sebenarnya yang terjadi dengan adiknya.
Setan kembali menanamkan kcurigaan kepada tiga saudra itu, "Mungkin saja Abid tergoda oleh pesona kecantikan adikmu. Ia tidak kuat menahan diri. Lalu, adikmu diperkosa oleh Abid. Untuk menutupi aib, Abid membunuh adikmu agar aibnya tidak terbongkar."
Begitulah setan menghasut tiga saudra itu dengan menanamkan prasangka buruk dan kecurigaan.
Tiga saudra ini terpengaruh. Mereka curiga kepada Abid.
"jangan2 prasangka kita ini benar"
kata saudra termuda.
"iya. tidak ada salahnya kita menyelidiki kasus kematian adik kita."
ucap saudara tertua.
Mereka memkrkan bagaimana caranya mencari tau kejadian yang sebenarnya. Akhirnya, mereka sepakat untuk menannyakan kabar kematian adiknya kepada warga kampung. Karena, tentunya warga mengikuti prosesi pengurusan jenazah dan penguburannya. Ternyata setelah ditanyakan kepada warga kampung, tida ada seorangpun yang mengetahui perihal kabar kematian adik mereka, dan tidak ada seorangpun warga yang mengikuti prosesi pengurusan jenazah dan penguburannya.
Tiga saudra itu semakin curiga kepada Abid. Jangan2 prasangka mereka memang benar. Merekapun sepakat untuk langsung mengonfirmasikannya kepada Abid. Tiga saudara itu menemui Abid. Sesampainya disana, mereka menanyakan maksudnya.
"Wahai Abid, bukan kami tidak percaya dengan ceritamu. Akan tetapi, agar hati kami tenang. Lakukanlah sumpah dengan nama Allah bahwa memang benar adikku meninggal karena sakit. Jika kau berbohong, nyatakan dalam sumpahmu bahwa kau bersedia dilaknat oleh Allah didunia dan akhirat". Ujar saudara tertua.
Abid terkejut, mukanya pucat. Ia tidak menyangka mereka mnaruh curiga kepadanya. Abid bingung. Disatu sisi ia tidak mau aibnya terbongkar, Tapi, disisi lain ia juga tidak mau melakukan sumpah itu. Karena, konsekuensinya sangat berat. Melakukan sumpah tersebut berarti ia menyatakan diri siap diazab oleh Allah. Karena, kejadian sebnarnya gadis itu meninggal karena dibunuh olehnya.
Saat Abid diselimuti kebingungan, tiga saudra itu terus mendesak Abid agar melakukan sumpah dengan nama Allah. Abid tersudut.. Akhirnya, ia menceritakan kejadian yang sebenarnya. Ia mengakui bahwa ia telah memperkosa gadis itu dan membunuhnya.
Kontan saja, amarah tiga saudra itu meledak mendengar penuturan abid. Mereka langsung membawa Abid untuk dihukum mati. Abid tidak bisa mengelak. Tidak lama kemudian, warga sekampungpun datang beramai-ramai. Mereka menghajar Abid.
Saat itulah, setan menampakan diri dalam pandangan Abid. Setan berkata. "Wahai Abid, tahukah kau? apa yang kau alami sekarang ini karena kau menuruti hasutanku. Aku tidak punya kekuatan untuk memaksamu melakukan perbuatan dosa besar itu. Aku hanya menggoda dan membisikan kedalam hatimu. Ternyta kau menurutui bisikanku. Sekarang maut sudah didepan matamu. Kali ini, aku bersimpati kepadamu. Aku mau menolongmu terlepas dari ancaman maut asalkan kau mau menuruti perintahku."
"Apa itu?" tanya abid dengan suara garau.
"Kau sujud kepadakku dengan isyarat menganggukan kepalamu.
Niscaya aku akan membebaskanmu dari ancaman maut ini" , kata setan.
Hukuman mati didepan mata membuat abid kalut. Tanpa berpikir lagi ia meanggukan kepalanya sebagai tanda sujud kepada setan.
Setelah itu, setan berlalu meninggalkan Abid dengan tawa kemenangan. Sementara Abid tewas dalam hukuman itu.
===============================
Teman - teman semua kita bisa mengambil pelajarn berharga dari kisah tersebut.
Betapa licik dan uletnya setan menggoda dan menyesatkan.
Kita harus selalu waspada.
Sering kali kita melakukan perbuatan dosa besar karena menganggap sepele terhadap hal- hal kecil.
hal-hal kecil tersebutlah yang merupakan umpan setan yang bisa mengantarkan kita pada perbuatan dosa besar.
Al-Qur'an telah memberikan peringatan untuk kita.
"Bujukan orang-orang munafik itu, seperti bujukan setan ketika ia berkata kepada manusia, kafirlah kamu!. kemudian ketika manusia itu menjadi kafir ia berkata, Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah,Tuhan semesta alam (QS. Al-Hasyr : 16)"
Cerita ini saya ambil dari seorang penulis muda yang produktif yaittu Ustadz Muhammad Syafi'ie el-Bantanie. Semoga cerita tersebut dapat bermanfaat buat kita semua.
agar kita lebih behati-hati terhadap godaan setan yang akan menjerumskan kita kdalam neraka jahanm.
Posting Komentar